Jumat, Maret 18, 2016

Kemiskinan Tidak Mempengaruhiku


            Hidupku yang hanya dinaungi atap rumbia dan beralaskan tanah ini, tidak membuatku mengeluh. Mungkin ini sudah kehendak-Nya. Aku tidak akan mengeluh dengan hidupku yang serba susah ini tetapi aku bersyukur masih mempunyai tempat tinggal yang bisa membuatku hidup sampai sekarang. Sejak kecil, aku tidak pernah mendapat pelukan hangat dari seseorang yang melahirkanku. Ialah ibuku. Ibuku yang melahirkanku dengan susah payah dengan mati-matian. Memang benar, kata nenekku, ibu meninggalkan dunia saat berjuang mengeluarkankudari rahimnya. Sedangkan ayah, dia telah menikah dengan wanita lain dan tidak pernah menengokku sejak kecil.
            Terkadang aku iri dengan teman-temanku. Iri dengan hidupnya yang layak, bisa makan makanan yang enak dan jalan-jalan dengan ayah dan ibunya. Sedangkan aku, aku hanya tinggal bersama nenek. Tetapi aku tetap bersyukur, karena neneklah yang merawatku sejak kecil hingga sekarang dan dia adalah satu-satunya bagian dari keluargaku yang masih ada. Terkadang aku khawatir jika nenek sudah tidak ada lagi. Bagaimana tidak? Akan hidup dengan siapa aku nanti? Ya Tuhan, berikan beliau umur yang panjang, agar aku bisa membahagiakannya kelak.
            Saat ini, akulah yang menjadi tulang punggung keluargaku karena tidak mungkin nenek bisa mencarikan uang diusianya yang sudah tua itu. Bekerja mati-matian untuk memenuhi kebutuhan keluargaku. Yang terpenting adalah memberi makan nenekku. Aku sudah terbiasa puasa karena tidak ada yang bisa kumakan. Tapi itu tidak menyurutkan niatku untuk bertahan hidup. Cita-citaku yang bisa dibilang tinggi yaitu dokter, yang ingin kutaklukkan dengan baik di masa depan nanti. Oleh karena itu, aku harus menjadi orang yang berpendidikan. Karena hanya orang yang berpendidikanlah yang bisa sukses dimasa depannya. Aku bersyukur dengan hidupku yang kekurangan ini, aku bisa diberikan kesempatan hidup untuk bersekolah. Dan itu membuatku semangat walaupun sulit dijalaninya. Aku bekerja sebagai kuli bangunan walaupun penghasilannya juga tidak terlalu besar. Itupun juga kalau ada yang butuh. Kalau tidak, aku cuma tutup telinga jika aku ditagih untuk membayar SPP sekolah dan juga buku LKS. Aku bersyukur, Tuhan memberikan kecerdasaan kepadaku yang melebihi teman-temanku.
            Aku harus rajin belajar dan mendekatkan diri pada sang pencipta demi masa depanku. Aku harus mengubah keadaan menjadi lebih baik. Apapun akan aku lakukan demi pendidikanku. Aku tidak akan menyianyiakan karunia-Nya untuk bermalas-malasan tetapi aku memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Aku tidak akan mengeluh dengan keadaanku saat ini. Bukannya semakin banyak Tuhan menguji kita, semakin besar pula kasih sayangnya kepaadaku?
            Aku harus rajin belajar lebih giat karena aku telah dipilih untuk mewakili sekolahku lomba MIPA yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan.
            “Kamu harus semangat Hanif, kamu pasti bisa, sekolah telah memilih kamu untuk mewakili lomba MIPA sekabupaten. Kamu harus belajar lebih giat lagi. Kami yakin kamu bisa menaklukannya.” kata pak Yusuf. Aku tersenyum. Dukungan dari pak Yusuflah yang menjadi motivasi bagiku. Inilah kesempatanku untuk membuktikan kepada mereka semua bahwa aku bisa. Pak Yusuf juga berkata kalau aku bisa menaklukan lombanya, aku mendapatkan beasiswa dan bebas biaya sekolah hingga SMA. Ucap pak Yusuf membuatku berbinar-binar.
            “Insyaallah, saya akan berusaha pak!” jawabku.
            Pulang sekolah, kutemui nenek yang sedang berbaring di tempat tidur.
            “Nek, Hanif minta doa restunya ya, Hanif besok mengikuti lomba MIPA nek. Kalau Hanif menang, Hanif mendapat beasiswa dan sekolah bebas biaya sampai SMA nanti! Doain Hanif ya nek!”
            “Iya Hanif, nenek akan mendoakanmu, nenek tahu kalau kamu pasti bisa menjuarainya dan nenek tahu kalau kamu itu pintar. Semangat nak! Raihlah mimpimu!” kata nenek sambil memelukku. Tiba-tiba air mataku membanjiri pipiku. Betapa besar kasih saying nenek kepadaku.
            Hari yang menegangkan pun telah tiba. Tidak lupa aku membaca doa sebelum mengerjakan soal.
- SELESAI -
Much Ibnu Miftach Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar